Tuesday, June 5, 2018

Study Hard, Play Hard



Hmmm..ketemu lagi kita di artikel selanjutnyaaa..

Iya ini artikel kedua aku mengulas tentang segala hal yang berkaitan dengan NCTU yaa πŸ˜†

Bagi yg penasaran di mana sih artikel pertamanya, bisa langsung klik link ini okee

Berhubung akunya udah lamaaaa banget tinggal di NCTU dari aku masih S2 sampai sekarang sedang S3 berjalan tahun ke 3 (inshaAllah tahun depan lulus, Aaamiiiiiin), jadi aku bener-bener bingung mulai dari mana seharusnya aku bercerita wkwk..

Jadi untuk artikel kali ini kita akan membahas soal kegiatan dan jalan-jalan aku selama aku tinggal di Taiwan.

Oke kita mulai..

=========================================================

Jadi traveling pertama aku adalah ketika liburan musim dingin pada tahun 2013 akhir tepatnya tanggal 28 Desember 2013. Saat itu aku baru saja menyelesaikan S2 ku di semester pertama. Iya, saat itu aku kenal dengan beberapa teman dari Indonesia dimana kita sering kumpul sama-sama untuk bermain badminton, renang dan tenis meja tiap hari sabtu pagi. Semester pertama yang super duper sibuk dengan perkuliahan akhirnya berakhir. Saatu hari ada salah satu teman yang memberikan ide untuk mengusir kepenatan dan stress kita dengan rencana jalan-jalan mencari SALJU!

iya..salju..

Bukan kah salju merupakan hal yang sangat wow bagi kami orang-orang Indonesia yang mungkin bisa dibilang 'ndeso' karena seumur hidup tidak pernah melihat salju? So, can you imagine how excited we are when someone gave that amazing idea! Without any hesitation, LETS GO!

Disitu ada pak Hendra, kak Intan, kak Nuri, mbak Susan, mas Hasyim, Aulia, mas Yudo, mbak Hanni, Ivan, mas Aditya, bang Hendri, bang Taufik, dan mbak Devi. Kita ber-empat belas kompak untuk menyewa bus yang akan kami kendarai untuk sampai ke Hehuanshan. Hehuanshan adalah salah satu nama gunung yang ada di Taiwan yang selalu turun salju di tiap musim dinginnya. Well, we know that Taiwan is not in Temperate or Frigid zone. Yes, Taiwan is in the Subtropical zone. So, in Taiwan you can only find the snow on the mountain. Anyway, who caressss?! We only care about 'we are about to see the snow!'. 


Dengan bangganya kami, mahasiswa Indonesia NCTU, mengibarkan bendera Indonesia di Heahuanshan.

Image result for hehuan mountain snow
Penampakan salju di atas gunung Hehuanshan.


=========================================================


Oke, traveling ke dua aku masih di musim dingin pertama aku pada bulan Februari 2014. Saat itu aku masih junior, dan Alhamdulillah di sana kakak-kakak seniornya bener-bener ramah dan membaur dengan adek-adek juniornya. Ada mas Awi, mbak Hanni, mas Aditya. 

Mbak Hanni dan mas Aditya ini adalah senior aku di NCTU. Sedangkan mas Awi adalah alumni dari NTUST yang kemudian diterima kerja di Hsinchu. Jadinya beliau sering mampir NCTU yg notabene ada di Hsinchu tiap hari sabtunya untuk main badminton. Disitu kita berempat tidak sengaja ngobrol soal rencana liburan musim dingin kita selanjutnya. Kebetulan, mas Awi ada kenalan mas Priyono dan mas Wahib, jadi kita berenam akhirnya memutuskan pergi ke Taroko National Park untuk menikmati salah satu 'must visit place in Taiwan'.

Taroko National Park ini mashaAllah luarrrr biasaaa. Disana kita bisa melihat keindahan lembah, tebing, sungai yang secara alami terbentang dengan kokohnya. Ide traveling kita kali ini adalah backpacker. Yaaa, secara mayoritas kita adalah mahasiswa, dimana cuma modal nekat dengan uang pas-pasan dari beasiswa kita. 

Backpacker, sudah pasti yang terngiang adalah traveler 'kere' dengan tas ransel super gede yang untuk membawa berbagai jenis kebutuhan kita mulai dari baju seadanya, makanan kaleng, indomie, panci, kompor portabel, tenda, tikar, dan aneka perlengkapan camping lainnya. But, the scenery there, really makes us forget our tiredness.

Image may contain: 1 person, outdoor
Kami berenam menyusuri tebing di Taroko National Park.

Image may contain: outdoor
Pantang menyerah berjalan dengan membawa tas ransel super gede. Semangat!

Image may contain: 3 people, outdoor
Malam harinya kami tidur di tenda hasil kerja keras membawanya selama perjalanan. 


=========================================================


Selanjutnya bukan tentang traveling, melainkan salah satu kegiatan di NCTU yang diadakan tiap tahunnya yaitu NCTU Anniversary. Dalam acara itu, semua negara akan diberikan kesempatan untuk menampilkan segala kebudayaan mereka. Tiap negara akan mendapatkan satu stand. 

Saat itu, mbak Devi tetiba memberikan ide bagaimana kalau Indonesia menampilkan tarian tradisional dari salah satu daerah. Mbak Devi menawarkan pada aku dan mbak Hanni saat itu. Mereka berdua berasal dari Padang, Sumatra Barat. Sumatra Barat terkenal dengan aneka tarian tradisional, salah satunya yaitu Tari Pasambahan.

Tari Pasambahan sebenarnya adalah tarian yang bertujuan sebagai ucapan selamat datang dan penghormatan terhadap kedatangan tamu. Namun, seiring berjalan waktu, tarian ini juga ditampilkan saat pementasan atau pertunjukan untuk sarana hiburan.

Jadi, aku, mbak Devi dan mbak Hani segera mempersiapkan latihan untuk pertunjukan kami di NCTU Anniversary. Kami butuh waktu sekitar 2 minggu untuk latihan. Baju tarian tradisional kami pinjam dari teman yang ada di NTUST. 

Ngomong-ngomong, karena hanya aku yang bukan berasal dari Padang, jadi aku mendapatkan posisi yang berada di tengah. Di posisi itu, memang gerakan tarian tidak serumit dibandingkan yang disamping karena di posisi itu aku membawa sebuah nampan yang berisi makanan untuk diberikan kepada tamu (disini tamu adalah penonton yang menyaksikan). Persiapan sudah matang, kami pun siap untuk bergoyang. πŸ˜€


Tari Pasambahan kami tampilkan saat NCTU Anniversary.

Aku dan mbak Hanni asyik selfie sebelum penampilan.


=========================================================


Mari kita skip semua hiruk pikuk perkuliahan selama S2 di NCTU..
Selanjutnya, it's time for me to graduate!

Sebenarnya, ada suatu yang aneh dari tradisi wisuda di NCTU. Apa yang aneh?
Yang aneh adalah..

"Kamu akan di wisuda sebelum kamu lulus".

WOW!!

HOW?!

Iya, jadi tidak hanya NCTU saja, melainkan semua universitas yang ada di Taiwan, memiliki peraturan dan jadwal untuk wisudawan S2. Anehnya, jadwal upacara wisuda itu selalu diadakan sebelum mahasiswa itu benar-benar lulus. 

Selama ini, upacara wisuda selalu diadakan sekitar bulan Mei - Juni. Sedangkan mostly, mahasiswa baru akan sidang dan dinayatakan lulus sekitar bulan Juli - Agustus. Tapi ingat, itu kalo kalian memang sudah sidang thesis pada bulan tersebut dan lulus tepat waktu ya. Karena jika kalian masih belum menyelesaikan thesis dan masih belum mengajukan sidang, maka kalian akan molor dan belum tentu bisa lulus di tahun yang sama.

Loh terus kok bisa upacara wisuda sebelum lulus?
Jadi, waktu wisuda tidak ada acara pemberian ijazah dong?
Tidak ada foto dengan rektor universitas?
Terus ngapain aja saat wisuda?

Well, sebenarnya, semua pertanyaan diatas jawabannya adalah "ada".
Jadi wisuda di NCTU memang ADA acara pemberian sebuah "gulungan ijazah", yaa walaupun memang bukan real ijazah kita. Itu cuma gulungan kertas biasa yang seakan-akan seperti ijazah.
Ada juga foto tapi bukan dengan rektor universitas, melainkan dengan ketua departemen masing-masing. Hal ini dikarenakan tiap departemen akan mengadakan acara wisuda tersebar di beberapa aula di NCTU dengan hari yang sama. 

Berikut foto aku saat bersama ketua departmen CS waktu itu. Cekidot..😁


Berfoto bersama ketua departemen CS di upacara wisuda S2. 


So, buat temen-temen yang penasaran dengan gimana rasanya kuliah dan traveling di negeri orang, yuk jangan ragu untuk mendaftar ke NCTU, salah satu universitas terbaik di Taiwan!!

Don't forget: Study Hard, Play Hard! 

Friday, April 27, 2018

NCTU, Here I come!



Taiwan? Hmm..
Pernahkah kalian mendengar salah satu universitas di Taiwan bernama NCTU?

Hmm...
Apa sih kepanjangan dari NCTU?

Oke mungkin kalian bisa dengan mudahnya searching ato browsing lewat mbah Google ya..
Tapi kalo kalian males, oke aku kasih tau karena aku orangnya memang baik hati dan tidak sombong hoho 😎



Jadi seperti yang kalian tahu, NCTU itu kepanjangan dari National Chiao Tung University. NCTU ini notabene adalah salah satu universitas terbaik di Taiwan. Terkenal banget untuk bidang teknologi dan sains nya terutama.





Awal mula aku tahu soal NCTU ini karena pada saat itu aku ada di semester akhir pendidikan S1 Teknobiomedik di Universitas Airlangga Surabaya. Jadi tahu sendiri kan gimana rasanya jadi anak semester akhir yg was-was soal gmn nasib kita kedepannya, mau jadi apa ini aku huhu 😒 (tetiba mellow).

Iya jadi intinya, pihak NCTU ini mengadakan kunjungan ke UNAIR untuk menawarkan program beasiswa ke mahasiswa-mahasiswa berprestasi di Indonesia. Hmmm..sebenernya dari awal aku memang tidak pernah kepikiran untuk mendaftar dan melanjutkan studi di Taiwan. Cuma ya namanya iseng-iseng berhadiah, jadinya ikut lah kali aja beruntung. 

Selain mendaftar untuk S2 ke NCTU Taiwan itu, aku juga suka menghadiri pameran beasiswa dari negara lain seperti, Australia, Jerman, Belanda, dll. Disitu aku juga iseng-iseng untuk daftar universitas lain yaitu FH Aachen – Aachen University of Applied Sciences di Jerman. Pembukaan aplikasi pendaftaran NCTU waktu itu sekitar bulan Maret. Dan alhamdulillah  saat itu bulan Juni pengumuman penerimaan NCTU aku keterima..yippie!! πŸ˜‡

Bersyukur banget akhirnya impianku untuk sekolah di luar negeri bisa terkabul. Masih seperti ga nyangka!
Tapi, finally, Taiwan, I'm coming!


Saat itu juga aku langsung cari beberapa orang yang keterima di NCTU melalui facebook. Ternyata dari Surabaya ada beberapa orang yang keterima selain aku. Ada Ivan, Steven, Lia, Moonika, dan mas Rahman. Kita semua langsung saling diskusi soal bagaimana pengurusan dokumen yang dibutuhkan untuk bisa memproses aplikasi studi kita.

Jadi, setelah kita mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) dari universitas kita, kita harus melegalisir semua dokumen-dokumen kita seperti ijazah, transkrip, dll ke Taippei Economic and Trade Office (TETO) yang ada di Jakarta. Kenapa TETO? Kenapa bukan Kedutaan/Embassy?

Iya. Karena sebenernya Taiwan itu bukan merupakan sebuah negara. Status Taiwan sampai saat ini masih galau. Ya, ga baik juga untuk dijelaskan panjang lebar disini. So, perwakilan Taiwan di tiap negara ini namanya Trade office atau kantor dagang. Kantor ini juga memberikan jasa hampir sama seperti kedutaan pada umumnya yakni memberikan legalisir dokumen maupun pembuatan visa.


Sampai disitu, kegalauanku belum berakhir...
Disaat semua dokumen sudah terlegalisir, visa Taiwan juga sudah didapat, tiket pesawat sudah terbeli, hanya tinggal berangkat, ternyata Allah memberikanku cobaan yakni ada pemberitahuan dari FH Aachen – Aachen University of Applied Sciences menyatakan bahwa aku keterima.

Hmm..
Bahagia? Iya.
Sedih? Iya.

Aku ceritakan semua kegalauanku ke mama dan papa. Aku tanya pendapat mereka yang mana sebaiknya kuambil. Secara, aku dan orang tuaku sudah keluar uang banyak untuk segala persiapan keberangkatanku ke Taiwan. Legalisir dokumen, visa, tiket pesawat. Tentu saja, itu bukan nominal yang sedikit.

Setelah berpikir panjang dan tak lupa berdoa bertanya pada Allah, akhirnya diputuskan untuk tetap mengambil tawaran beasiswa dari NCTU Taiwan, Alhamdulillah..

Sambil berpikir, mungkin Jerman adalah jodohku untuk S3 😁Aamiin..


Finally the day has come...
11 September 2013 adalah tanggal keberangkatanku untuk ke Taiwan.


Bismillahirrahmanirrahim..
"Ma, Pa, Sabrina minta ijin untuk pergi ya, doakan Sabrina cepat lulus"
 Iya itu kata terakhirku sebelum meninggalkan tanah air tercinta.


=========================================================


Setibanya di Taoyuan International Airport Taiwan, aku dan 5 teman-temanku dari Surabaya itu masih harus bersabar. Iya, kami tiba di Taiwan pada pukul 2 dini hari. Hal itu mengharuskan kita untuk menunggu menginap di dalam bandara sampai pagi tiba dikarenakan jemputan pihak kampus akan tiba pukul 8 pagi.

Dengan membawa banyak sekali barang bawaan dan koper-koper berjibun, kami tidur selayaknya di bangku bandara. Tentu rasanya tidak sama seperti di kasur. Tapi namanya lelah, membuat kami tidak peduli akan hal itu.

Keesokan hari pun tiba,
Kami semua bertemu dengan Pak Imam, perwakilan salah satu mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi S3 di NCTU, yang telah menjemput kami. Sama-sama kita naik taxi untuk ke Hsinchu, kota dimana NCTU berada..

Perjalanan yang ditempuh dari Taoyuan International Airport ke NCTU adalah sekitar 1.5 jam by taxi. Sesampainya di NCTU, langsung kami diantar ke Housing division untuk mengambil kunci kamar dormitory/asrama kita.

Malam harinya, kita berenam bertemu dengan beberapa senior dari Indonesia yang sedang menempuh studi di NCTU itu. Mereka menawarkan bantuan untuk menemani kita belanja keperluan sehari-hari seperti colokan, peralatan mandi, kasur, selimut, dan sebagainya di Supermarket terdekat bernama A-Mart.

The next day, semester perkuliahan pun dimulai..

View dari salah satu sudut National Chiao Tung University


=========================================================

Jadi sebenernya aku saat itu mengambil S2 sesuai dengan jurusanku saat S1 yakni Biomedical Engineering. Di jurusan itu ada most of the class is in English, ya meski ada beberapa yang pake bahasa mandarin. Of course, since I can not speak Mandarin yet, so I only choose English courses ones.

Karena NCTU itu universitas berbasis kuliah dan research, jadi tidak cukup untuk mengikuti dan mengambil kelas perkuliahan saja. Semua mahasiswa diwajibkan untuk memilih lab untuk research kalian. Setelah mengirim email ke beberapa professor, dan akhirnya salah satu professor merespon dengan positif. Professor itu bernama Pro. Yu-Tai Ching. Iya, beliau menerimaku sebagai anak labnya untuk bergabung di risetnya yang tentang Medical Image Processing.

Hari demi hari aku sangat menikmati bangku perkulian, suasana kampus yang nan hijau dan sejuk, keramahan orang lokal yang selalu tersenyum ketika melewatiku, dan berbagai kesan baik lainnya. 😍

Hal yang sangat menyolok tentang kesan Taiwanese adalah, ketika mereka melihat foreigner yang misal kebingungan soal jalan, soal membeli sesuatu di toko, soal membaca tulisan mandarin, soal mencari makanan halal dan masalah lain, mereka akan dengan sigap membantu kita sampai beres. Meski terkadang terkendala oleh bahasa, mereka masih dengan welcome membantu kita dengan bahasa tubuh mereka ataupun membuka handphone mereka dan membuka aplikasi Google Translate untuk menjelaskan maksud mereka. What a nice country! I really can not explain more how friendly and helpful they are. 😍

By the way, meskipun muslim di Taiwan masih minoritas, tetapi di kampusku ada yang namanya Muslim Student Club yang menampung segala kreatifitas dan pikiran para muslim di NCTU untuk saling bertukar pendapat dan menimba ilmu keislaman kita bersama, Alhamdulillah..

NCTU Muslim Student Club

Salah satu aktivitas yakni sholat berjamaah di Mushola NCTU


I really love Taiwan, this is really my second country after Indonesia, my home countryπŸ’—πŸ’—πŸ’—

LUV LUV LUV

Saturday, August 20, 2011











Surabaya is the capital of East Java province and the biggest metropolitan city in Indonesia with the inhabitant approximately 3 million Peoples. Surabaya officially established in 1293. Surabaya well known as Heroic City , the date was taken from the glory of Raden Wijaya, the first king of Majapahit who against China troops. Surabaya is a metropolitan city in which have religious nuances, the community had the feeling of the high solidarity and the spirit of heroism that never knew surrendered.

Here if u want to download Surabaya Map : click here

Tips dan kiat dalam mencari beasiswa

Berburu beasiswa bisa disamakan dengan berburu pekerjaan. Teknik yang diperlukan dalam mencari pekerjaan agar “harga jual” kita terlihat lebih tinggi atau sesuai dengan kemampuan kita yang sebenarnya juga bisa diterapkan dalam mencari beasiswa. Layaknya saat kita melamar pekerjaan, kita perlu menunjukkan kemampuan diri kita yang sebenarnya di hadapan para juri, agar anda terpilih menjadi pemenang beasiswa. Dalam artikel ini, saya hanya akan membahas teknik menjual diri pada jenis-jenis beasiswa yang menggunakan metode penilaian based on documents saja. Untuk teknik wawancara dalam beasiswa saya tidak menguasainya, karena saya belum pernah mengikuti beasiswa metode tersebut.


Curriculum Vitae

Membuat riwayat hidup (Curriculum Vitae/CV) yang menarik dalam melamar pekerjaan tentu sebagian besar anda sudah tau. Hal yang serupa bisa anda terapkan dalam melamar beasiswa. Namun mayoritas CV tidak diperlukan sebagai sebuah dokumen resmi yang harus anda submit ke pengelola beasiswa/kampus. CV biasanya hanya digunakan untuk berkorespondensi dengan prospective supervisor, hal ini digunakan untuk menilai sejauh mana kemampuan anda dalam dunia akademik dan kesesuaian apa yang telah anda kerjakan dengan bidang riset yang Profeesor tersebut kuasai.

Sedangkan dalam aplikasi beasiswa biasanya telah disediakan formulir tersendiri yang sebenarnya berfungsi seperti CV, hanya saja lebih spesifik pada hal-hal yang berkaitan dengan dunia akademik yang dibutuhkan oleh kampus/pengelola beasiswa dalam menilai diri anda.

Untuk CV yang kita kirim kepada prospective supervisor, sebaiknya memuat tentang data diri anda yang mendasar (foto diri yang resmi, nama, alamat, nationality, nomor telpon, email, dll), riwayat pendidikan (sebaiknya dimulai dari pendidikan terakhir yang diterima), pengalaman pekerjaan, pengalaman riset (jika ada), penghargaan yang pernah diterima (termasuk beasiswa) dan yang terakhir adalah publikasi ilmiah yang kita miliki (termasuk skripsi dan thesis).

Ada banyak rupa format pembuatan CV akademik yang bisa anda temukan melalui Google, mungkin salah satunya yang umum adalah format Europass (digunakan sebagai standard Eropa), atau kalau ingin yang sederhana anda bisa menengok CV saya.

Research Plan

Sebagai seorang calon mahasiswa pascasarjana, anda perlu mengubah mindset anda, yakni pendidikan pascasarjana adalah pendidikan yang berorientasi riset. Sehingga dibutuhkan sebuah rencana studi/penelitian (research/study plan) yang baik sebelum memutuskan untuk menempuh jenjang pendidikan tersebut. Research Plan yang baik disusun secara terstruktur namun sederhana, sbb:

  1. Introduction/Background. Pada bagian ini, kita perlu mengindentifikasi permasalahan yang terjadi dan ingin kita tinjau lebih komprehensive secara ilmiah, lalu tunjukkan juga originalitas penelitian kita dibanding dengan penelitian yang serupa yang telah dilakukan.
  2. Methodology. Solusi pemecahan ilmiah atas permasalahan yang kita sebutkan pada bagian introduction/background perlu kita jelaskan secara singkat. Solusi inilah yang akan menjadi bagian inti dari pekerjaan/penelitian kita nanti. Periksa dengan baik bahwa metode yang anda lakukan ini original dan inovatif serta berbeda dengan yang sudah pernah dilakukan.
  3. Expected Results/Hypothesis. Berdasarkan metodologi yang kita ajukan dalam memecahkan permasalahan, maka kita tentunya mengharapkan agar persoalan yang kita ajukan di awal tadi dapat diselesaikan dengan baik. Nah, di bagian ini tunjukkan hal-hal apa saja yang anda harapkan dapat diselesaikan atau bahkan ditemukan dari penelitian yang akan dilakukan.
  4. References. Tuliskan beberapa rujukan yang telah anda baca dan menjadi dasar penelitian anda. Ingat, bahwa dalam dunia ilmiah, menuliskan referensi menjadi semacam “kewajiban” yang harus dipenuhi.

Secara sekilas, Research Plan hampir mirip dengan Thesis Proposal. Perbedaannya hanyalah pada Thesis Proposal tidak dibatasi jumlah halamannya, sedangkan Research Plan biasanya diwajibkan untuk ditulis hanya dalam 3-4 halaman saja. Oleh karena itu, penggunaan kosa kata yang singkat, jelas dan langsung menuju pada akar persoalan adalah penting agar apa yang kita maksud dapat termuat di dalamnya serta bisa dengan mudah dipahami oleh pembaca. Research Plan biasanya perlu disubmit bersamaan dengan dokumen aplikasi beasiswa yang lainnya.

Motivation Letter/Personal Statement

Menurut saya, tidak ada perbedaan antara motivation letter dan personal statement. Kedua-duanya sama-sama membutuhkan pernyataan latar belakang diri kita dan latar belakang kita mendaftar beasiswa tersebut, kemudian perlu juga kita menunjukkan harapan kita jika kita menerima beasiswa tersebut dan juga rencana kedepan kita setelah selesai menempuh studi.

Surat ini meski terlihat sepele tapi mempunyai arti yang penting bagi para juri beasiswa, karena biasanya mereka ingin tahu motivasi dan rencana kedepan kita, apakah kedua hal tersebut sesuai dengan misi dan visi pemberian beasiswa atau tidak, sehingga diharapkan ketika anda terpilih sebagai penerima beasiswa kelak akan memberikan kontribusi yang nyata sejalan dengan apa yang diharapan oleh pendonor beasiswa. Oleh karenanya, pastikan bahwa anda memahami visi dan misi lembaga pemberi beasiswa, lalu pastikan juga bahwa hal tersebut sejalan dengan harapan dan impian anda. Contoh motivation letter bisa anda cari dengan mudah di internet, atau silahkan baca motivation letter saya.

Brief Description of Academic Achievements

Mungkin anda baru mendengar dokumen ini, saya membuat dokumen ini saat melengkapi aplikasi beasiswa Monbukagakusho U to U di Kyoto University. Setelah mencoba mencari-cari referensi tentang dokumen ini sebelumnya di internet, dan menggabungkan dengan pemahaman pribadi saya tentang dokumen ini, akhirnya saya menyelesaikannya.

Menurut pemahaman saya, brief description of academic achievements itu menjelaskan tentang apa saja prestasi akademik yang telah kita capai selama ini. Saya menuliskan prestasi akademik yang pernah saya raih dari sejak SD hingga tingkat Master, kenapa saya menuliskannya sejak dari SD? karena beasiswa Monbukagakusho mensyratkan adanya minimum jenjang pendidikan yang harus kita tempuh yakni minimal 16 tahun untuk bisa mendaftar jenjang Doktoral, jika kurang dari itu maka akan secara otomatis gugur. Berbagai penghargaan/ranking yang pernah saya capai sewaktu sekolah dan kuliah saya jelaskan dengan singkat dan padat. Begitu pula pengalaman organisasi dan publikasi ilmiah yang saya miliki turut serta saya tulis, namun hanya secara sederhana dan singkat saja. Contoh brief description of academic achievements yang pernah saya submit saat mendaftar beasiswa Monbukagakusho U to U di Kyoto University bisa dilihat di sini.

Cara menggunakan hena pada kulit


Ya ampuuun udah ga kerasa setahun ga ngeblog,,huhu kangen banget nulis nulis..
oke sekarang langsung aja ke topik utama :)

Karena sekarang gue lagi demam ama henna so i wil try to post how to use henna okay ;P

1.Pegang cone/kerucut ditangan kanan, dengan lembut tekan isi ke tangan/ kaki utk membuat pola yg diinginkan.

2.Usahakan tangan/kaki pada posisi horizontal dan biarkan Mehndi/Henna mengering.

3.Utk mencegah Mehndi/Henna kering dan rontok terlalu cepat dan utk mendapatkan hasil warna yg lebih gelap, campur 3 sendok air lemon dan 1 sendok gula, aduk rata, pada saat hampir kering, ambil kapas/tissue/cotton bud celupkan dalam campuran tadi, dan oleskan pada Mehndi/Henna di tangan/kaki. Lakukan 2-3 kali. Hati-hati jangan sampai merusak desain Mehndi/Henna yg dipasang. Bisa juga menggunakan semprotan yg diisi campuran tadi.

4.Utk mendapatkan hasil warna yg lebih gelap, sebelum melepas Mehndi/Henna, didihkan air pada panci atau ketel sehingga keluar uap. Uapi area tangan/kaki yg dipasang Mehndi/Henna. Bisa juga menggunakan panas dari hair dryer.

5.Idealnya Mehndi/Henna dilepas setelah 6-12 jam (bisa dipasang malam sebelum tidur), namun bisa juga dilakukan setelah 2-4 jam, untuk melepas Mehndi/Henna jangan gunakan air apalagi sabun, gunakan paper towel /vegetable oil(corn,olive,canola)/air lemon, gosok dan lepas perlahan Mehndi/Henna yg sudah kering di tangan/kaki sampai bersih.

Setelah Mehndi/Henna dilepas, akan tinggal warna orange-kuning di kulit, warna ini akan berubah semakin gelap (ber oksidasi ) menjadi reddish-brown (coklat kemerahan) dalam waktu 48 jam.

Warna akhir akan tergantung pada sifat kimia di kulit/tubuh pemakai, warna lebih gelap didapat jika dipasang di tangan dan kaki.

Hindari kontak dengan air sedapat mungkin selama 24 jam pertama setelah Mehndi/Henna dilepas, karena bisa mengganggu proses oksidasi dan penggelapan dari Mehndi/Henna.

okay thats all what i can write,, hope it will be usefull,, see ya to next post! :D

Monday, July 19, 2010

Biomedical Engineering



Biomedical engineers develop devices and procedures that solve medical and health-related problems by combining their knowledge of biology and medicine with engineering principles and practices. Many do research, along with medical scientists, to develop and evaluate systems and products such as artificial organs, prostheses (artificial devices that replace missing body parts), instrumentation, medical information systems, and health management and care delivery systems. Biomedical engineers also may design devices used in various medical procedures, imaging systems such as magnetic resonance imaging (MRI), and devices for automating insulin injections or controlling body functions. Most engineers in this specialty need a sound background in another engineering specialty, such as mechanical or electronics engineering, in addition to specialized biomedical training. Some specialties within biomedical engineering are biomaterials, biomechanics, medical imaging, rehabilitation engineering, and orthopedic engineering.

Biomedical engineering is a highly interdisciplinary field, influenced by (and overlapping with) various other engineering and medical fields. This often happens with newer disciplines, as they gradually emerge in their own right after evolving from special applications of extant disciplines. Due to this diversity, it is typical for a biomedical engineer to focus on a particular subfield or group of related subfields. There are many different taxonomic breakdowns within BME, as well as varying views about how best to organize them and manage any internal overlap; the main U.S. organization devoted to BME divides the major specialty areas as follows:


How do biomedical engineers differ from other engineers?

Biomedical engineers must integrate biology and medicine with engineering to solve problems related to living systems. Thus, biomedical engineers are required to have a solid foundation in a more traditional engineering discipline, such as electrical, mechanical or chemical engineering. Most undergraduate biomedical engineering programs require students to take a core curriculum of traditional engineering courses. However, biomedical engineers are expected to integrate their engineering skills with their understanding of the complexity of biological systems in order to improve medical practice. Thus, biomedical engineers must be trained in the life sciences as well.

Is biomedical engineering right for you? Scientist? Engineer? Teacher? CEO? Manager? Salesperson?

A university degree in biomedical engineering will prepare you for all of these professions and more. Biomedical engineers use their expertise in biology, medicine, physics, mathematics, engineering science and communication to make the world a healthier place. The challenges created by the diversity and complexity of living systems require creative,
knowledgeable, and imaginative people working in teams of physicians, scientists, engineers, and even business folk to monitor, restore and enhance normal body function. The biomedical engineer is ideally
trained to work at the intersection of science, medicine and mathematics to solve biological and medical problems.


What do biomedical engineers do?

Perhaps a simpler question to answer is what don’t biomedical engineers do? Biomedical engineers work in industry, academic institutions, hospitals and government agencies. Biomedical engineers may spend their days designing electrical circuits and computer software for medical instrumentation. These instruments may range from large imaging systems such as conventional x-ray, computerized tomography (a sort of computer enhanced three-dimensional x-ray) and magnetic resonance imaging, to small implantable devices, such as pacemakers, cochlear implants and drug infusion pumps. Biomedical engineers may use chemistry,physics, mathematical models and computer simulation to develop new drug therapy. Indeed a considerable number of the advances in understanding how the body functions and how biological systems work have been made by biomedical engineers. They may use mathematical models and
statistics to study many of the signals generated by organs such as the brain, heart and skeletal muscle. Some biomedical engineers build artificial organs, limbs, knees, hips, heart valves and dental implants to replace lost function; others are growing living tissues to replace failing organs. The development of artificial body parts requires that biomedical engineers use chemistry and physics to develop durable materials that are compatible with a biological environment.
Biomedical engineers are also working to develop wireless technology that will allow patients and doctors to communicate over long distances. Many biomedical engineers are involved in rehabilitation–designing better walkers, exercise equipment, robots and therapeutic devices to improve human performance. They are also solving problems at the cellular and molecular level, developing nanotechnology and micromachines to repair damage inside the cell and alter gene function. Biomedical engineers are also working to develop three-dimensional simulations that apply physical laws to the movements of tissues and fluids. The resulting models can be invaluable in understanding how tissue works, and how a prosthetic replacement, for example, might work under the same conditions. Some biomedical engineers solve biomedical problems as physicians,
business managers, patent attorneys, physical therapists, professors, research scientists, teachers and technical writers. While these careers often require additional training beyond the bachelor’s degree in biomedical engineering, they are all appropriate careers for the person trained in
biomedical engineering. Sometimes electrical, mechanical, computer, or other types of engineers may find themselves working on bioengineering related problems. After a few years, they may have so much biomedical related expertise that they can be considered biomedical engineers.

Tuesday, July 13, 2010

Typing Arabic Font in Microsoft Word

If you want to type Arabic in Microsoft Word 2007 may still feel difficulty, since it by default, MS Word only be able to type in an international language, its is like A - Z.Sometimes in daily activities we need to type in Arabic. Whether it's for their own activities or to other people's needs and orders.
So that you can use MS Word for typing Arabic necessary steps as follows:


  1. Prepare your arabic fonts, if you do not have please DOWNLOAD HERE.
  2. Install the arabic fonts to your computer earlier, in an accessible way that is: [copy] arabic font earlier, then open the control panel and then [Paste] in the [fonts]. then the font will be automatically installed in your computer.
  3. Return to [Control Panel], select and open the [Regional and Language Options]













4. In the dialog box that appears select the [Languages].
5. Check the box "Install files for complex script and right-to left languages [including Thai]", there appears a dialog box, and just hit OK.











6. Tab [advanced], put a check in the box for "10 004 (MAC-Arabic)." Click Apply and OK.


















7. Dialog box appears that asks us to enter our Windows CD.

8.Insert the Windows CD into the CD our room and press OK, then Windows will automatically copy the required files. Once completed if there are commands to be restarted, just let it do.










9. After the restart, return to the [Regional and Language Options], click on languages tab [details] appears dialogs boxes [Text Services and Input Languages].

10. In [the installed services] select [add]. Then select the input language on "Arabic (Saudi Arabia)" in the dialog box that appears. click Apply and OK.



















11. Make sure your bar language has been appeared.





12. If you've tried to open MS Word 2007, and then click Language bar icons in the task bar and select [AR Arabic (Saudi Arabia)].

13. To set the number let me be Arabic, Sign on the word options, by clicking [office button] on the top left of your MS Word, then select [Word options].

14. Select [Advanced], scroll down to the [show content document]. At the option [Numeral] replace Arabic with Context. Click [OK]









15. Done.

For easier typing is recommended to use special keyboard with Arabic keypad, Or you can also mark the keys on the keyboard with Arabic characters that appear when the button on the press.

Well ..... now, I say "Congratulations to type in Arabic".
And thank you for patience in reading this tutorial because it's a little long, hopefully useful.
J